Perusahaan Tambang Nikel Asal Pulau Obi Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia

0
1518

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, provinsi Maluku Utara, resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/4). Anak perusahaan PT Harita Jayaraya ini melepaskan 7,99 miliar saham kepada publik dengan harga nominal Rp100 per saham dan harga penawaran perdana Rp1.250 per saham. Dengan harga tersebut, total dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham atau IPO ini mencapai Rp9,99 triliun.

Roy Arman Arfandy, Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) mengatakan perseroan telah memulai usaha pertambangan nikel di Pulau Obi sejak lebih dari 15 tahun yang lalu. Perseroan memiliki dan mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif seluas 5.523,99 hektar yang berlokasi di Kawai dan Loji, di Pulau Obi.

Perseroan juga memiliki dua konsesi pertambangan untuk dua prospek pertambangan nikel di Tabuji-Laiwui dan Jikodolong yang membentang seluas 3.660,24 hektar, juga terletak di Pulau Obi.

Per 1 Juni 2022, jumlah volume cadangan biji nikel Perseroan di Tambang Kawasi dan Tambang Loji, serta Prospek Jikodolong mencapai 168,89 juta wet metric ton (wmt).

Baca Juga :   Harga Saham Pulau Subur Tbk (PTPS) Ambles pada Hari Pertama di BEI

“Hingga hari ini telah banyak pencapaian-pencapian yang dilakukan oleh perseroan dan yang paling utama adalah menjadi pure nickel player terbesar di Indonesia dan tidak hanya fokus pada usaha pertambangan atau upstream bisnis, namun juga mampu memberikan nilai tambah produk turunan biji nikel dengan pemrosesan lanjutan seperti dengan teknologi RKEF [Rotary Kiln Electric Furnace] maupun HPAL [High Pressure Acid Leaching] yang menjadi midstream dan downsream dari bisnis nikel. Hal ini juga mampu menghasilkan bahan baku utama untuk produk baterai mobil listrik guna mendukung inisiatif transisi energi bersih yang dicanangkan oleh pemerintah negara kita,” jelas Roy pada seremoni pencatatan perdana saham di Main Hall BEI, Rabu (12/4).

Roy menjelaskan penciptaan nilai tambah komoditas nikel, salah satunya diperoleh melalui proses produksi HPAL, telah memberikan daya saing yang sangat kompetitif bagi Indonesia dimana nilai ekspor tidak hanya terpaku pada harga komoditas tambang dari biji nikel atau nickel ore. Perseroan saat ini mengoperaikan fasilitas produksi bahan baku baterai mobil listrik berupa MHP atau Mixed Hydroxide Precipitate dan nikel sulfat dengan kapasitas terpasang mencapai 55 ribu ton per tahun.

Baca Juga :   Pengembang Properti Bersubsidi Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) Resmi Melantai di BEI

Hilirisasi nikel tersebut juga rencananya akan diintegrasikan secara vertikal dengan membangun kawasan industri Pulau Obi yang merupakan proyek strategis nasional sebagaiamana tercantum dalam Perpres No.109 tahun 2020 dimana Perseroan ditunjuk sebagai pemrakarsa dan pelaksana kawasan industri Pulau Obi.

“Ekspansi bisnis perseroan terbentang panjang dengan perkembangan teknologi pengolahan nikel menjadi barang akhir yang tidak terbatas pada pembuatan baterai listrik saja namun juga mengarah kepada perkembangan industri dan pabrikasi metalurgi,” ujar Roy.

Pada hari pertama debutnya di lantai Bursa, harga saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) dibuka pada level Rp1.285 per saham atau naik 0,02%. Mengutip RTI hingga pukul 09.50 WIB, harga sahamnya bergerak naik turun dengan rentang Rp1.250 hingga Rp1.410 per saham.

Leave a reply

Iconomics