Tekad Bulat ID Food Perkuat Digitalisasi Lini Bisnis Gula untuk Mendukung Swasembada Gula 2030

0
55

Holding BUMN Pangan ID Food siapkan peta jalan untuk mendukung target pemerintah mewujudkan swasembada gula nasional tahun 2030. Langkah strategis yang ID Food jalankan diantaranya percepatan penerapan digitalisasi dan mekanisasi industri, baik on farm maupun off farm.

Menurut Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan, sektor gula masih menjadi lini bisnis utama Perseroan, untuk itu sebagai BUMN, ID Food memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam mendukung tercapainya swasembada gula konsumsi di tahun 2028 dan swasembada industri gula dan peningkatan produksi bioetanol di tahun 2030, sebagaimana yang diamanatkan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023, tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

Frans mengatakan untuk membantu mencapai swasembada gula 2030 ada banyak aspek pengembangan teknologi yang perlu dilakukan, seperti Internet of Things, Pertanian Presisi, dan Mekanisasi Pertanian.

“ID Food sendiri saat ini telah menyiapkan peta jalan pengembangan teknologi industri gula untuk mendukung terwujudnya swasembada gula 2030 yang terbagi secara on farm dan off farm,” kata Frans dalam keterangan resminya.

Baca Juga :   KAI dan Jasa Raharja Berikan Jaminan Biaya Perawatan dan Santunan untuk Ahli Waris Kecelakaan KA Turangga-Commuter Bandung Raya

Pada tahap awal, tahun 2024 sampai 2025, Frans mengatakan perseroan fokus pada optimalisasi penggunaan aplikasi mobile planter, monitoring drone untuk pemetaan dan analisis data lahan, perluasan penggunaan boom sprayer, penataan varietas, dan penerapan aplikasi lelang gula ID Food.

“Sedangkan di lini off farm, dilakukan perluasan penggunan sensor di setiap line pabrik dan standarisasi proses quality control,” kata Frans.

Pada tahun 2026-2028, ID Food akan melakukan peningkatan fitur mobile planter, big data industri tebu, serta perluasan mekanisasi pertanian. Menurut Frans, moderenisasi peralatan utama di pabrik gula dengan teknologi terbaru juga menjadi prioritas guna meningkatkan efisiensi.

“Pada tahun 2029-2030 kita targetkan industri gula ID Food sudah full mekanisasi termasuk pengimplementasian Co-Gen (Kogenerasi) untuk penyerapan secara optimal energi yang dihasilkan pabrik gula,” kata Frans.

Ia menyebut tantangan terbesar swasembada gula adalah pemenuhan lahan 700 ribu ha yang saat ini sedang dijajaki dan diupayakan Pemerintah. Untuk mencetak lahan sebanyak itu dalam kurun waktu 6 tahun ke depan tentu bukan hal yang mudah, maka hal yang terpenting dan bisa diakselerasi dengan membangun industri gula yang lebih sehat ke depan melalui peningkatan digitalisasi teknologi.

Baca Juga :   Angkasa Pura I Catat Kenaikan Pergerakan Penumpang Sebesar 75% Saat Nataru

Dalam implementasi peta jalan pengembangan teknologi industri gula tersebut, ID Food telah menerapkan sejumlah inovasi teknologi seperti Geospatial Information System (GIS), Pertanian Presisi (Precision Farming), dan Teknologi Informasi Smart Farming ID Food (Safari).

Pada aspek teknologi informasi, ia menuturkan ID Food menerapkan aplikasi Smart Farming ID FOOD atau Safari. “Aplikasi ini merupakan dashboard Integrasi Smart Farming dari 3 anak perusahaan gula ID Food. Di sini terkonsolidasi semua kegiatan seperti adminstrasi, perencanaan, proses budidaya, permintaan biaya, panen, hingga proses pasca panen,” katanya.

Frans juga mengatakan pengimplementasian teknologi juga diterapkan dalam program Makmur yang merupakan program integrasi pertanian, kolaborasi antara BUMN sektor pangan, perbankan, dan asuransi.

“Dalam program Makmur kita terapkan precision agriculture. Di mana semua best practice yang ada di PTPN, ID Food, dan Pupuk Indonesia semua kami implementasikan di sini. Hasilnya dalam 4 tahun terakhir rata-rata tiap komoditas itu tumbuh di atas 40% dari protas dan berdampak terhadap kesejahteraan petani,” kata Frans.

Baca Juga :   Pelindo Terminal Petikemas Catat Arus Peti Kemas Naik 1,08% pada 2022

Frans menegaskan pihaknya akan terus dorong digitalisasi teknologi ID Food karena mengingat saat ini gula masih menjadi kontributor terbesar dari revenue ID Food, kurang lebih sebesar 35% pemasukan dihasilkan dari industri gula yang dihasilkan dari 3 anak perusahaan, yaitu PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II, dan PT PG Candi Baru.

Entitas bisnis ID Food mengelola 7 pabrik di Jawa Timur dan Jawa Barat. Mengelola sebanyak 55 ribu ha lahan baik HGU maupun kemitraan, serta berkontribusi sekitar 270 ribu ton gula setiap tahun.

“Artinya ID Food mengelola 10% dari keseluruhan lahan tebu nasional dan berkontribusi 13% dari sisi produksi,” kata Frans.

Leave a reply

Iconomics