Indika Energy Mendapatkan Pendanaan US$27,5 Juta untuk Pengembangan EBT dari DBS Indonesia

0
382

Indika Energy, melalui anak usaha PT Jaya Bumi Paser (JBP) telah menandatangani fasilitas pinjaman senilai US$27,5 juta dari Bank DBS Indonesia. Pendanaan tersebut terdiri dari gabungan pendanaan jangka pendek dan panjang untuk berbagai kegiatan perusahaan.

Pendanaan ini ditujukan untuk membiayai pengembangan sumber energi baru dan terbarukan berbasis biomassa yang berkelanjutan dan menerapkan standar Forest Stewardship Council (FSC) oleh JBP di Kalimantan Timur. Hal ini sejalan dengan komitmen dan dukungan Indika Energy untuk mendorong investasi dalam upaya transisi energi, serta mendukung pencapaian target penurunan emisi nasional hingga 29% dengan upaya sendiri atau hingga 41% dan bantuan internasional pada tahun 2030 seperti tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).

Kerja sama antara Bank DBS Indonesia dan Indika Energy merupakan transition financing yang dimaksudkan untuk mendanai proyek pengembangan sumber energi baru dan terbarukan berbasis biomassa yaitu wood pellet yang akan dilakukan oleh JBP. JBP adalah perusahaan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) yang memiliki konsesi hutan tanaman industri seluas 23.590 ha di Kalimantan Timur yang saat ini ditanami pohon kaliandra untuk dijadikan bahan baku wood pellet sebagai energi biomassa.

Baca Juga :   Lihat Fenomena Global, DBS Indonesia Bersama Mandiri Manajemen Investasi Tawarkan Reksa Dana Denominasi Dolar

Di dalam proyek ini, JBP akan menerapkan standar FSC yang dimulai dari pemetaan area proyek, pembukaan lahan, penanaman, pemanenan hingga proses produksi wood pellet. Saat ini JBP dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi FSC. Produk wood pellet yang dihasilkan oleh JBP ini dapat dijadikan sebagai sumber bahan bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm). Wood pellet sendiri dikategorikan sebagai energi hijau yang berkelanjutan dikarenakan bahan bakunya berasal dari non-fosil dan proses dari tanam hingga panen membutuhkan waktu yang cukup singkat, yakni 1 hingga 2 tahun.

Head of Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie mengatakan pihaknya senang dapat bermitra dengan Indika Energy melalui transition financing ini. Transition financing membuat industri perbankan memainkan peran kunci dalam menggalakkan dan turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan.

Menurutnya, kini semakin banyak perusahaan yang memahami tentang pentingnya aspek ESG dalam operasionalnya, dan salah satu hal yang mendesak adalah menghijaukan sektor industri yang bertanggung jawab atas emisi karbon yang intensif. Dan disinilah peran sektor finansial untuk membantu transisi pada perusahaan yang awalnya carbon-intensive dan mulai menjauh dari bahan bakar fosil.

Baca Juga :   Indonesia Punya Potensi EBT tapi Lambat Dalam Pengembangannya, Apa Kendalanya?

Director & Group Chief Financial Officer Indika Energy, Retina Rosabai mengatakan Indika Energy melakukan diversifikasi sebagai bagian dari strategi pengembangan usaha termasuk dalam energi baru dan terbarukan (EBT), solusi berbasis alam, kendaraan listrik, serta bidang teknologi digital.

“Kami sangat antusias dengan kemitraan ini karena merupakan transition financing yang pertama bagi Indika Energy dan Bank DBS Indonesia. Kami berharap hal ini merupakan awal yang baik bagi pengembangan bisnis berkelanjutan Indika Energy kedepannya,” kata Retina dalam keterangan tertulis.

Leave a reply

Iconomics