Mengurai Masalah Gula dan Upaya Swasembada pada 2024

0
666
Reporter: Kristian Ginting

Pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan swasembada gula pada 2024. Itu sebabnya, berbagai langkah dilakukan mulai dari revitalisasi pabrik gula hingga pengadaan lahan untuk gula konsumsi dan gula untuk industri.

“Dari sekitar 6 juta ton kebutuhan per tahun untuk kedua jenis gula itu, hanya sekitar 3 juta ton bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri,” tutur Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima dalam sebuah seminar secara hybrid, Jumat (8/4).

Aria menuturkan, gula menjadi salah satu komoditas penting bagi masyarakat sebagai pengguna akhir dan kalangan industri sebagai produsen. Apalagi produsen mengolah komoditas gula menjadi sebuah produk yang memiliki nilai tambah.

Karena itu, kata Aria, pemerintah menetapkan gula termasuk salah satu dari 11 bahan kebutuhan pokok. Itu sebabnya, pemerintah selalu mencermati pergerakan harga gula dan berkewajiban menyediakannya karena merupakan kebutuhan pokok itu.

Merujuk kepada data sepanjang 2016 hingga 2021, kata Aria, produksi gula nasional tidak pernah mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. Rata-rata produksi nasional hanya sekitar 2,5 juta ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan yang mencapai sekitar 6 juta ton itu. Karena itu, jumlah impor gula rata-rata sekitar 19% per tahun.

Baca Juga :   Anggota Komisi IV: Pemerintah Perlu Siapkan Langkah Antisipasi Harga Pangan dan Inflasi

Untuk 2022, misalnya, kata Aria, diketahui stok awal gula konsumsi masyarakat sekitar 744 ribu ton. Sementara produksi nasional diperkirakan sekitar 2,2 juta ton sehingga total ketersediaan gula untuk konsumsi mencapai sekitar 2,9 ton.

“Sementara, kebutuhan dalam negeri sekitar lebih dari 3 juta ton. Maka, ada kekurangan sekitar 234 ribu ton. Sedangkan pemerintah merencanakan akan mengimpor sekitar 1 juta ton untuk memenuhi kebutuhan itu,” kata Aria.

Lantas bagaimana menyelesaikan persoalan itu? Menurut Aria, berdasarkan peta jalan yang ada, maka swasembada gula menjadi program yang harus diwujudkan pada 2024. Caranya dengan menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di sektor hulu hingga hilir.

“Persoalan itu meliputi usaha tani yang tidak efisien, ketiadaan varietas unggul tebu, pabrik yang teknologinya sudah ketinggalan dan lain sebagainya. Agar swasembada bisa diwujudkan 2024, maka juga perlu dikelompokkan target untuk gula konsumsi dan rafinasi. Perlu juga mendorong investasi di industri gula nasional,” kata Aria.

Untuk diketahui, dalam data Laporan Distribusi Perdagangan Komoditas Gula Pasir 2021 Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gula kristal putih nasional mencapai sekitar 2,1 juta ton pada 2020. Angka ini berasal dari 1.165.000 ton dari pabrik gula swasta, sedang 966.000 ton dari pabrik gula BUMN. Sementara konsumsi sekitar 2,6 juta ton.

Baca Juga :   OJK Diminta Terbitkan Surat Efektif agar Mitratel Anak Usaha Telkom Bisa IPO

Pada 2022, direncanakan akan impor gula mentah sebanyak 900 ribu ton untuk antisipasi kenaikan konsumsi gula. Gula mentah ini akan diolah menjadi GKP. Jumlah ini meningkat dibandingkan 2021 yang impor hanya 646 ribu ton.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics