Pemerintah Diminta Tindak Dugaan Mafia Biaya Karantina di Hotel

Wakil Ketua Komisi IX DPR Anshory Siregar/Dokumentasi Pribadi
Wakil Ketua Komisi IX DPR Anshory Siregar mendesak pemerintah untuk menindak mafia hotel yang diduga memainkan harga biaya karantina Covid-19. Diketahui, harga paket karantina 10 malam di hotel sekitar Mangga Dua, Jakarta disebut mencapai Rp 11 juta per orang.
Dengan harga itu, kata Anshory, bila yang menginap sepasang orang tua dengan 1 anak, total yang harus dikeluarkan mencapai Rp 24 juta. Harga tersebut belum pula termasuk biaya polymerase chain reaction (PCR).
“Kalau sama PCR bisa Rp 36 juta hingga Rp 37 juta per keluarga. Jika ini terus dibiarkan, wisatawan akan sulit berkunjung ke negara ini dan pada akhirnya merugikan pemerintah sendiri,” kata Anshory dalam keterangannya, Selasa (14/12).
Karena harga itu, maka Anshory menduga ada mafia hotel yang bermain dalam kebijakan karantina 10 hari untuk kedatangan warga negara asing atau warga negara Indonesia dari luar negeri. Dugaan itu bukan tanpa alasan karena ada laporan dari warga terkait biaya karantina hotel yang berkali-kali lipat jika dibandingkan dengan menginap biasa.
“Aktivitas hotel- hotel ini jelas merugikan rakyat. Harga yang mereka terapkan untuk karantina ini sangat mahal dan tidak masuk akal, bisa mencapai 3 kali lipat. Kami mencurigai ini ada permainan,” ujar Anshory.
Anshory karena itu berharap pemerintah mau menindak mafia hotel yang memainkan harga karantina tersebut. Juga perlu ditetapkan harga maksimal untuk karantina hotel.
“Caranya adalah dengan menyisir hotel-hotel dan mengecek biaya-biaya yang mereka keluarkan. Pemerintah bisa terapkan harga tertinggi karantina di hotel untuk mencegah permainan-permainan pemilik hotel untuk mengeruk keuntungan besar dari kebijakan karantina ini,” katanya.