
OCBC NISP Fasilitasi Pembayaran Pajak Ekspor-Impor Lewat Fitur Multibilling

Ilustrasi kantor OCBC NISP/Dok. OCBC NISP
Bank OCBC NISP memfasilitasi pembayaran pajak ekspor, impor, cukai bisnis lewat fitur multibilling yang tersedia di Velocity@ocbcnisp, yang mana fitur tersebut merupakan solusi dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk pengguna jasa dalam melaksanakan kewajiban pembayaran penerimaan negara.
Fitur ini memudahkan untuk pelaku ekspor import melakukan banyak transaksi secara langsung atau selektif begitu pelaku tersebut memasukan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
“Nah dengan adanya multibilling ini instead saya bayar 10x atau saya manggil billing id-nya satu per satu di sini sebenarnya cukup memasukkan NPWP saya, begitu NPWP itu dimasukkan maka seluruh list di billing id yang menjadi kewajiban saya akan kita bisa pilih apakah kita mau bayar semuanya atau kita mau pilih selektif aja yang kita mau bayar gitu,” kata Cash Management Division Head Bank OCBC NISP, Amran Setiawan dalam Chit-Chat with Bank OCBC pada Kamis (06/07/2023).
Apabila kode billing yang berhasil dibayarkan melalui Velocity@ocbcnisp oleh nasabah maka nasabah akan mendapatkan bukti penerimaan negara seperti kode unik angka kepada pengguna jasa.
Menurutnya, fitur multibilling akan memudahkan nasabah korporasi untuk melakukan pembayaran secara efisien dan terintegrasi.
Amran menyampaikan bahwa multibilling ini telah diluncurkan sejak 6 Januari 2023 dan pihaknya menjadi bank swasta pertama dalam menggunakan layanan.
Terkait dengan keamanan multibilling, pihaknya melakukan beberapa pengamaanan seperti mengimbau nasabah untuk mengganti password secara berkala dengan rumusan password tertentu seperti angka, huruf besar maupun kecil serta melakukan autorisasi dengan menggunakan soft token maupun hard token.
“Kalau soft token saat ini berlaku hanya untuk mobile kalau untuk yang web kita masih mengharuskan untuk hard token,” lanjutnya.
Ke depan, Arman menyampaikan penggunaan soft token pada web ini masih dalam assesment.
“Kita masih dalam proses assesment karena balik lagi, kita kan juga perlu kenyamanan, karena kita juga mendengar masukan dari nasabah kalau hard token gitu kadang-kadang kelupaan, sementara kalau handphone ga boleh kelupaan. Kalau hard token-nya lupa, belum tentu balik ke rumah kalau handphonenya lupa pasti balik ke rumah,” pungkasnya.
Leave a reply
