Kemenperin: Lebih Dari 160 Produk Hilir Minyak Sawit Diproduksi di Indonesia

0
267

Pemerintah menyebutkan sejumlah kontribusi kelapa sawit untuk perekonomian. Plt. Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyebutkan beberapa capaian kuantitatif sektor industri kelapa sawit bagi ekonomi nasional, di antaranya menyumbang devisa ekspor lebih dari Rp300 triliun per tahun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 5,2 juta orang.

“Adapun capaian kualitatifnya, antara lain menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa, menggerakkan aktivitas produktif daerah 3T (terluar, terpencil, dan tertinggal), serta menjaga kedaulatan ekonomi dan teritorial di perbatasan negara,” kata Putu dalam siaran pers tertulis.

Putu menegaskan Kemenperin fokus untuk menjalankan kebijakan hilirisasi industri berbasis minyak sawit. Upaya strategis ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal sekaligus mendorong masuknya investasi dan pendalaman struktur manufaktur dalam negeri.

Indikator keberhasilan hilirisasi industri minyak sawit dalam negeri adalah rasio volume ekspor antara bahan baku (CPO/CPKO) dibandingkan produk olahan. Pada kurun waktu 2016–2020, rasio volume ekspor bahan baku dengan produk olahan berada di tingkat 20% vs 80%. Pada tahun 2021 s.d. bulan Agustus 2021, rasio volume ekspor meningkat menjadi 9,27% vs. 90,73%. Demikian data yang disampaikan Kemeterian Perindustrian yang diolah dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

Baca Juga :   Kementerian Investasi Mendorong Himbara Lebih Banyak Lagi Berikan Fasilitas Pembiayaan untuk Hilirisasi

“Saat ini, lebih dari 160 ragam jenis produk hilir olahan minyak sawit telah mampu diproduksi di dalam negeri, di antaranya untuk keperluan pangan, fitofarmaka, bahan kimia (oleokimia), hingga bahan bakar terbarukan (biodiesel). Angka ragam jenis ini mengalami peningkatan yang signifikan dari ragam jenis pada tahun 2011 yang hanya mencapai 54 jenis produk saja,” kata Putu.

Kemenperin memproyeksi nilai ekonomi sektoral industri perkelapasawitan dari hulu sampai hilir mencapai Rp750 triliun per tahun, di mana Rp300 triliun disumbang dari devisa ekspor.

“Angka ini belum termasuk multiplier effect dari sektor penunjang jasa industri sampai jasa terkait lainnya yang timbul karena keberadaaan industri perkelapasawitan di seluruh Indonesia,” kata Putu.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics