Peran Perhumas Tingkatkan Kompetensi dan Keahlian Para Humas

0
515
Reporter: Rommy Yudhistira

Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) berperan meningkatkan kompetensi dan keahlian dari para praktisi hubungan masyarakat (humas) atau komunikasi di Indonesia. Salah satu caranya lewat sertifikasi dan challenge knowledge dengan metode riset serta pendidikan.

Ketua Bidang Komunikasi Publik dan Kehumasan Perhumas Haviez Gautama mengatakan, Perhumas juga mengutamakan etika yang harus dimiliki para insan public relations (PR) yang ada di industri.

“Sama seperti kita memiliki etika ketika bergerak di industri media. Media punya etika,” kata Haviez dalam acara The Iconomics Forum 2022 di Le Meridien Hotel, Jakarta beberapa waktu lalu.

Selanjutnya, kata Haviez, seorang insan humas perlu memiliki kompetensi dan karakteristik ketika menjalani profesi tersebut. Seorang PR dituntut untuk menjadi agile, flexibel, juga cepat dalam beradaptasi.

Kemudian, kata Haviez, insan PR juga harus dapat mengelola isu dan krisis yang terjadi. Dalam mengelola kedua hal tersebut, dibutuhkan suatu keahlian untuk memahami isu yang akan terjadi, sehingga ketika mengelola isu tersebut, PR dapat memahami langkah-langkah apa saja yang bisa menyelesaikan persoalan itu.

Baca Juga :   Transformas Kementerian BUMN 4 Tahun Terakhir Bikin Perusahaan Negara Kian Informatif

“Ketika kita berbicara mengenai komunikasi kesannya kita keluar, terus ketika ada masalah kita pusing dan menghindar. Jangan begitu, justru peran PR itu yang sangat penting harus bisa menangani,” ujar Haviez.

Di samping itu, kata Haviez, Perhumas juga mengajarkan para insan PR untuk memahami pentingnya mengidentifikasi suatu isu atau masalah yang terjadi. Dalam mengantisipasi hal itu, insan PR perlu proaktif untuk menyelesaikan isu yang ada.

Selain membuat press release, press conference, dan annual report, kata Haviez, PR juga memiliki banyak ruang terbuka yang dapat dilakukan, bila seorang insan PR terlebih dahulu mengidentifikasi suatu masalah yang dihadapi. Dengan demikian, dengan memahami hal-hal tersebut, praktisi humas memiliki pilihan ketika dihadapi dengan suatu persoalan yang terjadi.

“Pilihannya ada di tangan Anda. Anda mau melakukan apa dengan itu. Proses bagaimana dari insight yang dilakukan itu bisa di-convert, atau dimitigasi. Ini yang kami masukan juga di Perhumas,” tuturnya.

Leave a reply

Iconomics