APBN 2024 hingga Pertengahan Maret 2024 Solid tapi Pertumbuhan Pendapatannya -5,4%

0
15
Reporter: Rommy Yudhistira

Kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Begara (APBN) hingga 15 Maret 2024 dinilai berjalan cukup baik dan solid. Buktinya pendapatan negara sudah mencapai Rp 493,2 triliun atau 17,6% dari target APBN 2024.

Fakta itu, kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menunjukkan APBN 2024 mengalami surplus dengan kinerja secara keseluruhan sesuai dengan target yang direncanakan sebelumnya. Meski begitu, pertumbuhan pendapatan negara pada 2024 berada pada posisi minus 5,4%.

Hal tersebut, kata Sri Mulyani, dibandingkan dengan pertumbuhan penerimaan negara yang tinggi pada periode 2021 hingga 2023. “Jadi kita lihat pertumbuhannya negatif 5,4%. Jadi pendapatan negara mengalami kontraksi,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resminya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (25/3).

Selanjutnya, kata Sri Mulyani, untuk belanja negara tercatat mencapai Rp 470,3 triliun hingga 15 Maret 2024. Jumlah tersebut, menyentuh 14,1% dari pagu yang sudah dibelanjakan.

“ini tumbuh cukup tinggi yaitu 18,1% secara tahunan (yoy). Posisi APBN masih mengalami surplus 22,8 triliun atau 0,10% dari produk domestik bruto (PDB), dengan keseimbangan primer juga surplus Rp 132,1 triliun,” ujar Sri Mulyani.

Baca Juga :   Komunikasi Konvensional Dinilai Tidak Lagi Mampu Jangkau Publik di Masa Pandemi

Sementara ekspor Indonesia, kata Sri Mulyani, mencapai US$ 19,31 miliar hingga akhir Februari 2024 dan masih mengalami kontraksi. Sedangkan untuk impor Indonesia mencapai US$ 18,44 miliar.

Walau masih surplus, kata Sri Mulyani, neraca perdagangan Indonesia mengalami penurunan yang cukup tajam, karena adanya perbedaan ekspor dan impor pada periode ini. “Ini yang perlu kita waspadai dari sisi eksternal balance kemampuan kita,” ujar Sri Mulyani.

Inflasi di Indonesia, menurut Sri Mulyani, masih relatif terjaga dengan baik. Diketahui Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,41% secara year to date (ytd), atau 2,75% secara yoy. Kemudian, volatile food menjadi faktor utama penyumbang inflasi di tahun ini. Meski sudah terlihat sedikit melandai pada periode Maret 2024, pemerintah tetap berupaya untuk menjaga kestabilan harga pangan dan bahan pokok. Khususnya menjelang Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah.

“Dari komponen inflasi terlihat di sini, untuk inflasi inti masih relatif stabil 1,68% secara yoy. Kemudian untuk harga-harga yang dijaga pemerintah atau diatur pemerintah kontribusinya 1,67% secara yoy. Jadi semuanya masih rendah, rendah dan stabil di bawah,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics