Insan PR Diminta Jadikan Hasil Riset Global Alliance sebagai Rujukan Hadapi Tantangan

0
267
Reporter: Rommy Yudhistira

Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) mengimbau praktisi public relation (PR) menjadikan hasil riset Global Alliance sebagai rujukan menghadapi berbagai tantangan. Hasil riset itu merangkum 3 hal besar yang terdiri atas trends reputation and brand, sustainability, ethics and transparency.

Wakil Sekretaris Umum I Perhumas Fardila Astari mengatakan, soal trends reputation and brand itu, hasl riset tersebut menemukan bahwa organisasi atau perusahaan yang secara aktif mengelola reputasi masih di bawah 50%. “Saya bicara ini pasti selalu ada referensinya dan bukan ngarang-ngarang, jadi saya pasti akan ada referensi,” kata Fardila di acara workshop “The Iconomics Indonesia Public Relations Summit 2023”, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (3/8) kemarin.

Fardila mengatakan, masih terdapat beberapa perusahaan yang belum memasukkan risiko reputasi ke dalam risiko manajemen. Kemudian, ada beberapa perusahaan ketika menyusun rencana kerja jangka panjang dan jangka pendek hanya memasukkan manajemen risiko, tapi tidak termasuk soal komunikasi.

Kemudian, kata Fardila, hanya beberapa perusahaan yang melakukan perencanaan langkah strategis untuk meningkatkan reputasi. Padahal, dengan adanya strategi perencanaan tersebut, praktisi PR dapat mengetahui dampak dari hasil-hasil kerja komunikasi yang dilakukan perusahaan.

Baca Juga :   Tantangan Praktisi PR Jelang Pemilu 2024 Disebut Menjaga Narasi Positif di Publik

Masih sesuai hasil riset itu, kata Fardila, perusahaan yang mampu mendemonstrasikan dampak terhadap bisnisnya masih di bawah 50%. Seharusnya reputasi dapat mengukur sejauh mana dampaknya terhadap revenue, social change, organization change, serta sales dan marketing suatu perusahaan.

“Kalau kita tidak tahu dan tidak membaca rencana kerja jangka panjang perusahaan atau pendek perusahaan atau renstra (rencana strategis), maka kita tidak bisa mengaitkan apa yang kita kerjakan itu adalah mendukung atau berkontribusi terhadap capaian-capaian manajemen,” ujar Fardila.

Lebih jauh Fardila mengatakan, setiap praktisi PR dalam perusahaan dan organisasi supaya bisa mengembangkan format konten publisitas dan komunikasi baru, memiliki strategi pengelolaan reputasi CEO, serta menerapkan model pengukuran untuk menguji keefektifan baik dari sisi komunikasi, stakeholder trust manajemen, dan pengukuran reputasi CEO.

“Bagaimana komunikasi yang kita jalankan sehari-hari ini efektif dan efisien,” tutur Communication Director Rajawali Foundation itu.

 

Leave a reply

Iconomics