Produsen Cat, Mowilex Indonesia Raih Sertifikasi CarbonNeutral® Selama Lima Tahun Berturut-turut
Produsen cat, Mowilex Indonesi berhasil meraih sertifikasi CarbonNeutral® selama lima tahu berturut-turut. Pencapaian ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari perusahaan untuk bertanggung jawa pada lingkungan.
Penilaian netral karbon Mowilex dilakukan oleh SCS Global Services – sebuah perusahaan sertifikasi lingkungan dan makanan berbasis di California, Amerika Serikat. SCS mengukur emisi Gas Rumah Kaca perusahaan sesuai dengan CarbonNeutral Protocol dan diverifikasi berdasarkan ISO 14064-3.
“Strategi kami sederhana, berfokus pada dua pilar yaitu menghasilkan produk berkualitas tinggi dan memproduksinya dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan,” ujar Niko Safavi, President Director, CEO Mowilex Indonesia dalam acara Beyond Carbon Neutral Talk Show 2023, Rabu (6/12) di Wang Plaza, Kedoya, Jakarta Barat.
Niko mengatakan selama lebih dari 53 tahun, masyarakat telah mempercayai Mowilex sebagai pemimpin di antara produsen cat berkualitas. Mowilex kini juga berkomitmen untuk menjadi pemimpin industri dalam hal pertanggungjawaban lingkungan. Hal ini sudah dibuktikan dengan emisi karbon operasional Mowilex menjadi nol selama lima tahun berturut-turut.
“Mowilex yakin bahwa pelanggan kami, baik pemilik rumah, toko lokal, para generasi muda, atau pengembang proyek pemerintah, akan memperhatikan dan menghargai upaya ini. Namun untuk benar-benar melakukan perubahan, kami memerlukan dukungan dari semua pihak di pasar. Dukungan ini akan membantu kami untuk terus berinvestasi guna mencapai tujuan jangka panjang perusahaan, dan turut mendukung tujuan Indonesia dalam mengurangi emisi,” ujar Niko.
Niko mengatakan dengan mengantongi sertifikasi CarbonNeutral®, Mowilex tidak hanya berhenti pada penghitungan dan penimbangan emisi scope 1, 2, dan 3. Lebih dari itu, melalui proyek offset yang mendukung nilai-nilai perusahaan, Mowilex menjunjung standar terverifikasi tertinggi, mendukung berbagai Sustainable Development Goals (UN SDGs), mempromosikan energi terbarukan, dan mewujudkan dampak positif di komunitas lokal. Memastikan bahwa setiap emisi dihitung, diverifikasi, dan di-offset sesuai dengan Carbon Neutral Protocol, menjadi satu elemen krusial dalam portofolio upaya Mowilex dalam ranah Environmental Social Governance (ESG).
Sebagai informasi, emiten gas rumah kaca (GHG) dikelompokkan menjadi tiga “scope” yang mencerminkan sumber dan dampaknya. Scope 1 (langsung) adalah emisi langsung yang berasal dari sumber-sumber internal perusahaan. Scope 2 (tidak langsung) adalah emisi tidak langsung yang berasal dari konsumsi energi yang dihasilkan di luar batas perusahaan, tetapi digunakan oleh perusahaan seperti konsumsi listrik dari pembangkit listrik eksternal. Sementara itu, Scope 3 (tidak langsung lainnya) adalah emisi tidak langsung yang berasal dari aktivitas perusahaan, tetapi terjadi di luar batas perusahaan dan melibatkan pihak ketiga, termasuk rantai pasok, dan transportasi karyawan.
Mowilex mengawali perjalanan menghitung emisi karbon sejak tahun 2018 dan menjadi perusahaan manufaktur pertama yang memperoleh sertifikasi netral karbon. Perjalanan Mowilex menuju netral karbon diawali dengan hanya menghitung Scope 1 & 2. Namun, pada tahun pelaporan kedua, Mowilex telah memenuhi Scope 3 yang telah diaplikasikan oleh operasional bisnis saat ini.
Tahun 2021 menandai ekspansi Mowilex terhadap perhitungan Scope 3 Protokol GRK dengan menerapkan remote working atau work from home pada karyawan perusahaan. Kebijakan ini diaplikasikan menyusul status pandemi Covid-19 di Indonesia dan memperhitungkan emisi bagi karyawan yang bekerja dari rumah menggunakan faktor emisi dari DEFRA dan Institute of Global Environmental Strategies (IGES).
Acara Beyond Carbon Neutral Talk Show 2023 yang menghadirkan pakar di bidang keberlanjutan lingkungan tidak hanya menjadi forum untuk berbagi wawasan mengenai langkah-langkah konkret menuju keberlanjutan yang harmoni, tetapi juga menjadi wadah untuk kolaborasi dan berbagi inspirasi bersama menuju Indonesia yang lebih hijau.
Acara ini mengahadirkan beberapa pembicara yaitu Maria R. Nindita Radyati, Ph.D selaku Presiden Direktur Institute for Sustainability and Agility (ISA) dan Ketua Umum ESG Task Force KADIN.
Pembicara lain adalah Juniati Gunawan, Ph.D. selaku Direktur Trisakti Sustainability Center; Dr. Fathony Rahman, DBA, Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya dan Clorinda Kurnia Wibowo, Senior Manager, Energy and Sustainable Business World Resources Institute (WRI) Indonesia.
Maria R. Nindita Radyati mengatakan upaya Mowilex untuk mencapai netralitas karbon merupakan langkah yang harus diapresiasi dan diikuti oleh perusahaan lain. Ia berharap perusahaan-perusahaan mulai mengimplementasikan konsep ESG (Environmental Social Governance), seperti menerapkan efisiensi energi sebagai strateginya.
Menurut Maria, manfaat implementasi konsep ESG tak hanya bagi perusahaan, namun juga pada investor dan masyarakat luas.
“Untuk itu melalui kesempatan ini, saya ingin menekankan pentingnya memahami ESG dan mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak lainnya untuk berkolaborasi guna membantu mencapai target Indonesia Net Zero Emission 2060,” ujar Maria.
Juniati Gunawan mengatakan sustainability di dalam perusahaan harus terus digencarkan dengan mengedepankan aspek ESG atau Lingkungan, Sosial, dan Tata kelola (LST), sehingga dapat terintegrasi dan mendorong pertumbuhan perusahaan.
“Langkah Mowilex untuk meluncurkan laporan LST patut diapresiasi untuk mendorong transparansi operasi bisnis kepada pemangku kepentingan dan public,” ujar Juniati.
Menurut Fathony Rahman kesadaran konsumen terhadap isu keberlanjutan sudah semakin meningkat. Dampaknya, konsumen akan lebih selektif dan membeli produk dari perusahaan yang lebih berkelanjutan.
“Walaupun dalam penerapannya masih dihadapi oleh tantangan, penting bagi perusahaan untuk selalu memprioritaskan keterlibatan karyawan, dan membangun kemitraan dengan pihak eksternal, termasuk lembaga akademis dan organisasi keberlanjutan, untuk mendapatkan dukungan yang lebih dalam dalam menerapkan konsep keberlanjutan secara efektif,” ujar Fathony.