Satgas Perkirakan Kenaikan Kasus Covid-19 Kembali Terjadi Pada November 2021

0
469

Gelombang ketiga kenaikan kasus Covid-19 kemungkinan masih akan terjadi beberapa waktu ke depan. Karena itu, masyarakat diharapkan tetap waspada dengan mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksin.

“Untuk saat ini memang kondisi Indonesia cenderung dalam kondisi yang baik bahkan mendapat pujian dari WHO untuk sebuah negara besar kondisi kasusnya bisa turun dengan sangat signifikan. Tetapi, kembali yang harus kita pahami adalah konsistensi, jangan sampai ketika kegiatan ekonomi sudah mulai kembali dibuka, orang-orang kembali beraktivitas, mobilitas mulai terjadi, ketika tidak diiringi dengan kepatuhan protokol kesehatan dapat mengakibat gelombang-gelombang yang baru lagi,” ujar Dewi Nur Aisyah, Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 dalam webinar yang digelar oleh Allianz Life Indonesia dengan tajuk ‘Kapan Pandemi Berakhir dan Bagaimana Mempersiapkan Keuangan’, Jumat (1/10).

Dewi mengatakan Satgas Penanganan Covid-19 melakukan analisis perkiraan jumlah kasus sampai akhir tahun 2021. Analisis tersebut juga dilakukan atas permintaan Kementerian Keuangan.

“Kalau dari hasil analisis kami, ada kemungkinan terjadi kenaikan kasus sekitar 2 November, itu mulai akan kita lihat kenaikan kasus, meskipun tidak setinggi gelombang sebelumnya karena sudah ada intervensi vaksin, ada kekebalan yang sudah terbentuk di tengah masyarakat baik kekebalan buatan dari vaksin atau kekebalan alami yaitu dia memang kena virusnya kemudian sembuh,” ungkap Dewi.

Baca Juga :   Telkom Gandeng Sabre untuk Pemasaran Pariwisata Berbasis Digital

Pada kesempatan tersebut Dewi juga memaparkan kondisi penanangan pandemi Covid-19 hingga saat ini. Per 30 September 2021, jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia berada pada angka 36.141 dengan total 4,2 juta masyarakat Indonesia sudah terinfeksi. Dari 4,2 juta yang pernah terinfeksi ini, 95% sudah dalam kondisi yang sembuh.

“Kalau kita bandingkan kondisi di Indonesia saat ini dengan kondisi saat ini di negara luar, sebenarnya Indoensia dalam kondisi yang relatif jauh lebih baik. Secara persentase kasus aktif kita bisa lihat Indoneisa angkanya di 0,86%, sedangkan rata-rata dunia 7,86%,”ujarnya.

Angka kesembuhan Indoneisa juga lebih tinggi yaitu 95,78%, sedangkan rata-rata kesembuhan secara global 90%. Namun, Dewi mengakui pekerjaan rumah Indonesia adalah menurunkan fatality rate atau tingkat kematian yang berada di angka 3,37%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata global yang sebesar 2,05%.

Dewi mengatakan Indonesia telah melewati 2 puncak jumlah kasus aktif, dimana puncak kedua tingginya 5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan puncak pertama yang terjadi pada akhir tahun 2020. Puncak kasus aktif kedua terjadi pada 24 Juli 2021 yang mencapai 574.135 kasus aktif dalam waktu bersamaan. Sejak puncaknya itu, jumlah kasus aktif terus turun hingga mencapai 36.141 pada 30 September atau turun 93,71%.

Baca Juga :   Semangat Reformasi Dinilai Masih Relevan untuk Transformasi Pemulihan Ekonomi

Saat ini jumlah kasus aktif tertinggi berada di Jawa Tengah dengan jumlah 3.500-an kasus, Kalimatan Utara 3.032 kasus dan Jawa Barat 2.900-an kasus. DKI Jakarta yang pada saat second wave sempat tembus lebih dari 100.000 kasua aktif, saat ini jumlah kasus aktifnya berada pada angka 1.716 kasus.

“Ini adalah capaian kita bersama dan kita perlu konsistensi menjaga capaian ini, jangan sampai lengah,” ujar Dewi.

Tingkat keterpakaian tempat tidur rumah sakit (BOR) saat ini juga relatif rendah yaitu hanya 7,47%. Padahal pada saat gelombang kedua, BOR rumah sakit di Jawa-Bali lebih dari 80%, bahkan di Banten lebih dari 100%.

“Saat ini progress-nya luar biasa, tidak ada satu pun provinsi di Indonesia dengan BOR rumah sakit lebih dari 30%, semuanya di bawah 30%. Rata-rata nasional keterpakaian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19  hanya 7,47%,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics