
Tindak Lanjut Rekomendasi KNKT, Transjakarta Lakukan 15 Aksi Konkret untuk Atasi Kecelakaan Lalu Lintas

Dirut Transjakarta Mochammad Yana Aditya/Dok. kaumy.org
Pada Desember 2021 lalu, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menggandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan audit menyeluruh terhadap infrastruktur dan sistem yang ada di Transjakarta.
Audit dilakukan sebagai upaya untuk melakukan perbaikan menyusul berbagai persitiwa kecelakaan bis Trans Jakarta pada tahun lalu. Direktur Utama PT Transportasi Jakarta M Yana Aditya mengatakan KNKT sudah melakukan audit tersebut dan sudah menyampaikan rekomendasi perbaikan pada Januari 2022 lalu.
Menindaklanjuti rekomendasi KNKT, Aditya mengatakan Transjakarta sudah menyusun 15 rencana aksi keselamatan (safety action) dan secara bertahap mulai dilakansakan selama dua bulan terakhir ini. Ke-15 safety action tersebut terdiri atas 5 safety action terkait dengan organisasi dan manajemen, satu safety action terkait dengan kelaikan bis, 7 safety action terkait dengan kesiapan awak dan 2 safety action terkait dengan route hazard mapping.
“Perbaikan-perbaikan ini semua mengikat antara Transjakarta dan Operator. Secara bertahap kita lakukan. Ini baru bulan kedua kita jalankan. Kita berharap pada bulan keenam semuanya sudah bisa jalankan secara sempurna,” ujar Aditya dalam Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Layanan Transjakarta yang Aman, Nyaman dan Berkeselamatan di Wilayah Jabodetabek, Rabu (9/2).

Tindak lanjut rekomendasi KNKT oleh Transjakarta
Organisasi dan manajemen
1. Perbaikan data dan reporting kecelakaan. Selama ini, terang Aditya, sebenarnya sudah ada data kecelakaan. Tetapi memang data-data tersebut tidak mendalam seperti faktor apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan dan apa saja yang terlibat.
2. Penempatan petugas di atas bus
“Dalam rekomendasi KNKT ada rekomendasi untuk mengembalikan lagi petugas layanan bis yang selama ini di beberapa tempat kita kurangi karena efek dari pandemi. Oleh sebab itu, di tahun ini kita naikan 800 orang lagi,”ujar Aditya.
Diakui jumlah 800 tersebut masih kurang karena jumlah bis yang dioperasikan Transjakarta tiap harinya mencapai sekitar 3.000 bis.
3. Pemberlakuan batas kecepatan
Batas kecepatan bis Transjakarta, jelas Aditya adalah 50 kilometer per jam. Untuk bis Transjakarta yang melewati jalan tol, pihaknya berkonsultasi dengan KNKT dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) agar ada dispensasi karena batas kecepatan tersebut tidak sesuai dengan undang-undang terkait jalan tol.
4. Kajian standar remunerasi pramudi
Aditya mengatakan dalam kontrak perjanjian dengan Operator, remunerasi pramudi ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan. “Bagaimana kemudian operator dengan pramudi? Itu yang sedang kami melakukan kajian. Mulai tahun 2022 ini nanti kita akan melakukan audit kepatuhan terhadap mereka,”ujarnya.
5. Penyusunan kurikulum pelatihan pramudi
Transjakarta bersama KNKT dan Kementerian Perhubungan sedang menyusun kurikulum pelatihan terhadap pramudi bis.
“Sekarang sudah pada tahap penyusunan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Kita berharap nanti pramudi transportasi bis itu bisa membuat asosiasi sendiri seperti asosiasi pilot, asosiasi nakodah atau asosiasi masinis yang sudah ada. Jadi, profesi pramudi ini juga tidak bisa dianggap remeh karena selama ini profesi pramudi ini dianggap sebagai profesi yang tidak educated,” ujarnya.
Kedua, Route Hazard Mapping
Terkait dengan pemetaan rute berbahaya ini upaya yang dilakukan Transjakarta adalah:
1. Re-alokasi patroli jalur berdasarkan Road Hazard Mapping
Transjakarta mengerahkan petugas patroli untuk membantu pada area-area rawan kecelakaan. Tetapi, Aditya mengatakan jumlah petugas patroli ini dibanding dengan rute Trans Jakarat tidak sebanding, bahkan meskipun sudah dibantu oleh apara kepolisian dari Polda Metro Jaya.
2. Penyusunan risk journey dan sosialisasi ke seluruh pramudi
Pramudi diberikan pengetahuan mengenai tempat-tempat berbahaya pada koridor yang dilaluinya.”Ini yang sedang kita lakukan sosialisasi dan penyusunan risk journey-nya dibantu oleh KNKT,”ujarnya.
Ketiga, aspek kelaikan bis
Terkait aspek kelaian bis ini terdapat satu safety action yang dilakukan Transjakarta yaitu melakukan pengecekan kelaikan kendaraan. “Sudah banyak sekali kendaraan operator yang kita BA (berita acara), karena tidak laik jalan. Tiap hari ada berita acara terkait dengan pengecekan kendaraan, karena kita ingin kendaraan di jalan itu semuanyadalam kondisi prima,”ujar Aditya.
Keempat, aspek kesiapan awak
Terkait dengan kesiapan awak ini, terdapat 7 safety action yang dilakukan oleh Transjakarta yaitu:
1. Penyediaan tempat istrahat pramudi
2. Pemberlakuan rencana operasi secara konsisten
3. Penempatan pramudi langsir
4. Pemberlakuan Medical Chek Up (MCU) untuk seluruh pramudi
5. Mengadakan random chek narkoba bekerja sama dengan BNN
6. Penyusunan perbaikan SOP pramudi
7. Pelaksanaan SOP fit to work pramudi
Aditya mengatakan layanan Transjakarta saat ini sudah mencakup 82,6% wilayah Jakarta baik yang dilayani oleh bus rapid transit (BRT), non BRT maupun mikro trans atau yang dulu disebut angkot.
“Sampai hari ini angka pelanggan yang sudah masuk ke kita 580 ribu per hari. Artinya dari sisi ini kepercayaan pelanggan terhadap Transjakarta masih cukup tinggi. Kita secara konsisten, terus menerus, walaupun mungkin tidak diliput oleh media, melakukan perbaikan-perbaikan yang barang kali di sana-sani di masa lalu tidak diperhatikan,” ujarnya.
Leave a reply
