Studi Fintech Global: Mayoritas Fintech Tumbuh, Tapi Fintech Lending Tertekan

0
360

Studi Penilaian Cepat Pasar FinTech Global Covid-19 mengungkapkan bahwa industri financial technology (fintech) global terus tumbuh di tengah pandemi. Sebanyak 60% perusahaan yang disurvei telah meluncurkan produk atau layanan baru atau mengembangkan produk yang telah ada sebelumnya. Namun, pertumbuhan fintech lintas model bisnis, wilayah, dan pasar sangat tidak merata.

Begitulah studi yang dilakukan Cambridge Centre for Alternative Finance (CCAF) dari University of Cambridge Judge Business School, World Bank Group, dan World Economic Forum. Dalam riset yang juga didukung oleh UK Foreign, Commonwealth and Development Office (FCDO) dan Kementerian Keuangan Luksemburgini diungkap fintech masih menghadapi hambatan signifikan dalam operasi dan penggalangan dana. Penyelenggara fintech juga mengisyaratkan perlunya lebih banyak dukungan peraturan dan pemerintah mengingat pandemi Covid-19 masih menjadi kendala bagi industri.

“Studi ini mengungkapkan bahwa sebagian besar industri fintech global tangguh dalam menghadapi pandemi Covid-19. Meskipun demikian, hasil tersebut harus diinterpretasikan dalam konteks ketidakseimbangan dalam pertumbuhannya, dan peluang industri harus disandingkan dengan tantangan yang dihadapinya,” kata Co-Founder dan Executive Director CCAF Bryan Zhangdalam siaran pers.

Baca Juga :   Ada Tren Peningkatan Kasus Positif Pasca Lebaran, Inilah yang Dilakukan Pemerintah

Dalam data studi tersebut mengindikasikan bahwa 12 dari 13 sektor fintech melaporkan pertumbuhan year-on-year (yoy) untuk paruh pertama tahun 2020 dibandingkan dengan periode yang sama sebelum pandemi di tahun 2019. Perusahaan-perusahaan melaporkan pertumbuhan rata-rata dalam jumlah dan volume transaksi sebesar masing-masing 13% dan 11%. Namun, dampak Covid-19 pada kinerja pasar tidak merata di seluruh sektor industri, geografi, dan bergantung pada tingkat perkembangan ekonomi serta ketatnya peraturan terkait Covid-19 di masing-masing negara.

Studi tersebut juga menyebut pembayaran digital, digital savingswealthtech, dan digital asset exchanges secara global menunjukkan pertumbuhan di atas 20%. Berbeda dengan digital banking, digital identity,dan regtech menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dengan sekitar 10%.

Adapun satu-satunya sektor yang melaporkan adanya penurunan selama periode yang sama adalah digitallending (pinjaman online), yang volume transaksinya turun rata-rata 8%. Pinjaman online, sama seperti pinjaman bank, bersifat procyclical (ketika siklus ekonomi menurun maka penyaluran kredit pasti ikut menurun). Fintech yang memfasilitasi pinjaman online juga melaporkan penurunan rata-rata 6% dalam hal pemberian pinjaman baru dan melaporkan kenaikan 9% pinjaman yang menunggak.

Baca Juga :   3 Kunci Utama Perusahaan agar Bertahan di Masa Kebiasaan Baru Covid-19, Apa Saja?

“Jelas bahwa Covid-19 telah mengganggu ekonomi global dengan dampak jangka panjang bagi perusahaan dan konsumen,” kata Head of Financial and Monetary Systems, World Economic Forum Matthew Blake dalam siaran pers.

Menurut Matthew, terlepas dari latar belakang yang menantang ini, fintech telah terbukti tangguh dan mudah beradaptasi berkontribusi pada upaya penyampaian bantuan pandemi, mampu menyesuaikan operasional dan menawarkan layanan untuk segmen pasar yang rentan, seperti bisnis mikro, kecil dan menengah, sambil mencatat pertumbuhan YoY di sebagian besar wilayah dunia.

Leave a reply

Iconomics