Partai Golkar Sebut Nama Jokowi Belum Dibahas untuk Isi Posisi Ketua Dewan Pembina
Partai Golkar menjawab isu perihal Presiden Joko Widodo akan didapuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar. Untuk memuluskan langkah itu, maka Partai Golkar harus pula mengubah konstitusi partai.
Lantas akankah AD/ART itu akan diubah? Wakil Ketua Umum Golkar Adies Kadir mengatakan, pihaknya menilai sah-sah saja bila Jokowi masuk radar sebagai Ketua Dewan Pembina.
Namun, menurut Adies, hingga saat ini belum ada pembahasan perihal nama Jokowi masuk sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar. “Kalau tidak ada dalam AD/ART sebenarnya sih boleh-boleh saja, tapi sampai saat ini di arena Rapimnas dan memasuki Munas nama-nama tersebut sama beliau belum beredar,” kata Adies kepada wartawan, Selasa (20/8).
Karena itu, kata Adies, pihaknya menekankan bahwa belum ada pembahasan atau pengusulan nama Jokowi akan mengisi struktur partai khususnya sebagai Ketua Dewan Pembina. “Belum ada satu pembahasan dan yang mengusulkan, belum ada sampai saat ini,” tambah Adies.
Menurut Adies, Jokowi bisa saja masuk sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar karena memungkinkan perubahan AD/ART pada agenda Munas nanti.
“Perubahan AD/ART ini adanya dalam Munas. Setiap 5 Tahun itu ada perubahan. Jadi sangat memungkinkan adanya perubahan AD/ART,” ungkap Adies.
Meski begitu, lanjut Adies, mengenai posisi dewan pembina tidak diatur secara eksplisit. Biasanya, orang-orang yang mengisi di posisi dewan pembina merupakan para senior Partai Golkar.
“Tetapi kebiasaan di Partai Golkar dari zaman dahulu sampai sekarang yang namanya dewan pembina, yang dewan pertimbangan, yang namanya dewan penasihat, dewan pakar, itu ada pada senior-senior Partai Golkar,” katanya.