
Bahlil: Indonesia “Perang” Kebijakan dengan Eropa soal Cell Battery

Tangkapan layar, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia /Iconomics
Kementerian Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut terjadi perang kebijakan antara Indonesia dengan beberapa negara di Eropa terkait pembangunan pabrik baterai. Eropa, misalnya, menerbitkan kebijakan yang mengatur tentang pembangunan pabrik baterai cell harus ditempatkan berdekatan dengan pabrik mobil listrik.
Menanggapi hal itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia lantas mengeluarkan kebijakan yang mengatur pembangunan precursor cathode harus dibangun di dalam negeri. Sementara, ada satu upaya lagi untuk precursor cathode ini akan dibangun lagi di negara mereka.
“Nah saya katakan kemarin, kalau seperti ini modelnya berarti masih ada kesan Indonesia itu akan menghadapi suatu proses persaingan kebijakan dengan negara lain agar kita tidak membangun industri dari hulu hingga hilir,” kata Bahlil dalam acara “Mandiri Investment Forum 2022”, Rabu (9/2).
Menurut Bahlil, Indonesia tetap menerapkan kebijakan di mana precursor cathode harus tetap dilakukan di dalam negeri. Setelah pemerintah menerapkan kebijakan itu, beberapa investasi mulai datang dan akan dilaksanakan pada 2022 ini.
“Khusus baterai mobil, mobil listrik kita itu Hyundai itu mulai produksi di bulan Mei, investasinya Rp 22 triliun. Kemudian baterai cell 10 giga, itu 2023 akan mulai jalan. Foxconn kemarin saya sudah teken, dan mereka mulai masuk di kuartal ketiga tahun ini. Mereka akan masuk di mobil kemudian motor, precursor cathode untuk baterai cell, dan termasuk membangun sparepart alat telekomunikasi,” kata Bahlil.
Sejalan dengan tujuan itu, kata Bahlil, sebagai tuan rumah Presidensi G20, Indonesia telah mengusung tema yang salah satunya yakni investasi berkelanjutan yang ramah lingkungan, dan investasi berkonsep green energy. Karena itu, pemerintah telah menyelesaikan seluruh perjanjian antara LG, perusahaan asal Korea dengan badan usaha milik negara (BUMN), dan CATL, perusahaan asal Tiongkok, yang merupakan bentuk dari komitmen pemerintah dalam menjalankan agenda yang diusung dalam Presidensi G20.
“LG ini investasinya Rp 142 triliun, sekarang sudah mulai groundbreaking pertama untuk membangun 10 giga. Rencananya di kuartal pertama ini juga kami akan melakukan groundbreaking untuk pembangunan precursor cathode di Batang. Smelter-nya itu bangun di Maluku Utara. Begitu pun CATL,” ujarnya.
Leave a reply
