Jawab Tantangan Global, Minyak Sawit Indonesia Konsisten Adopsi Sustainability

0
1677

Minyak sawit yang berkelanjutan menjadi prasyarat ekspor ke banyak negara tujuan ekspor. Tuntutan global terkait permintaan minyak sawit berkelanjutan langsung ditangkap dengan positif bagi sebagian produsen kelapa sawit nasional, seperti yang dilakukan Asian Agri group. Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang telah dirintis semenjak tahun 1979 lalu ini menjadi perusahaan yang mengusung kemitraan dengan petani sawit, selain menjadi salah satu produsen utama biodiesel di Indonesia.

Direktur Asian Agri Bernard Riedo mengatakan kepemilikan lahan perkebunan kelapa sawit Asian Agri (kebun inti) telah seluas 100 ribu ha, serta telah bermitra dengan petani sawit dengan model skim plasma terdapat 60 ribu hektar, dan model kemitraan melalui dengan petani swadaya mencapai 42 ribu hektar.

“Perkebunan kelapa sawit yang kami kelola tersebar di tiga wilayah yakni, Sumatera Utara, Riau dan Jambi,” kata Bernard dalam acara FGD Sawit Berkelanjutan yang bertajuk “Minyak Sawit Sebagai Minyak Nabati Berkelanjutan Terbesar Dunia.”

Menurut Bernard, produksi minyak sawit Asian Agri telah mencapai 1,1 juta ton per tahun, dan telah menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sustainable, lantaran memperoleh sertifikasi minyak sawit berkelanjutan terbesar di dunia, baik untuk skim Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan International Sustainability and Carbon Certification (ISCC).

Baca Juga :   Ada Konflik Rusia-Ukraina, Gapki: Pemerintah Perlu Bijak Mengatur Penggunaan Minyak Sawit Dalam Negeri dan Ekspor

“Serta telah menjadi perusahaan perkeunan kelapa sawit pertama yang mitra petani sawit swadayanya memperoleh sertifikat RSPO dan ISPO,” katanya.

Halaman Berikutnya
1 2 3

Leave a reply

Iconomics