Pertamina Patra Niaga Cari Titik Keseimbangan Sikapi Transisi Energi dari Fosil ke EBT
PT Pertamina Patra Niaga memilih untuk mencari titik keseimbangan dalam menyikapi transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Hal itu dilakukan untuk merespons adanya kenaikan jumlah penggunaan mobil listrik (EV).
VP Retail Fuel Pertamina Patra Niaga Eko Ricky Susanto mengatakan, pihaknya akan bersikap bijak dan tetap melayani konsumen yang masih membutuhkan bahan bakar minyak (BBM). Hal itu dilakukan untuk memastikan transformasi energi dapat berjalan dengan baik.
“Karena yang membutuhkan BBM masih banyak. Tetapi kita juga tidak menihilkan yang EV. Hal itu kita tetap akomodir. Bagaimana memastikan transisi yang mulus dari BBM ke EV. Apalagi kita punya target net zero emission 2060, bahan bakar yang berkelanjutan. Misalnya biofuel,” kata Eko dalam Indonesia Industry Outlook Conference 2025, Kamis (24/10).
Berdasarkan catatan Pertamina, kata Eko, konsumsi BBM masih mengalami pertumbuhan. Misalnya, pada periode 2023-2024, konsumsi BBM tumbuh 3%-4%.
Berdasarkan fakta itu, kata Eko, Pertamina Patra Niaga masih melihat bisnis stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) cukup bagus untuk dijalankan. Terlebih, tugas utama Pertamina adalah mendistribusikan BBM ke masyarakat khususnya untuk produk-produk subsidi.
“Tanpa mengabaikan standar kualitas layanan. Tugas Pertamina adalah memastikan availability dan affordability,” ujar Eko.
Sebagai informasi, hasil riset Inventure 2024 memperlihatkan bahwa sebanyak 16% responden mengaku dalam 6 bulan terakhir telah memiliki dan menggunakan mobil listrik. Dari angka itu, sebanyak 98% mengaku akan terus menggunakan mobil listrik. Secara garis besar, survei itu memberikan gambaran kepada industri bahwa tren penggunaan mobil listrik, dan isu transisi energi akan menjadi arus utama di masa mendatang.