SIG Bukukan Laba Bersih Rp 503,49 Miliar di Semester I/2024
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG membukukan laba bersih sebesar Rp 503,49 miliar pada Semester I/2024. Kemudian, SIG turut mencatatkan pendapatan sebesar Rp 16,41 triliun, dengan beban pokok pendapatan sebesar Rp 12,55 triliun.
Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, perseroan pun telah melunasi obligasi berkelanjutan I tahap II yang diterbitkan pada 2019 sebesar Rp 3,36 triliun. Pelunasan utang tersebut mampu menurunkan liabilitas berdampak bunga dan mengurangi beban keuangan yang ditanggung perusahaan.
”Di tengah situasi industri yang menantang dalam beberapa tahun terakhir, selain terus menjaga kinerja fundamental agar tetap kuat, SIG juga melanjutkan fokus dalam membangun ekosistem bisnis sebagai katalis baru yang akan menunjang optimalisasi penggunaan semen hijau dan solusi berkelanjutan,” kata Vita dalam keterangan resminya pada Kamis (1/8).
Dari sisi proyek, kata Vita, SIG telah menyelesaikan pembangunan instalasi bangunan contoh teknologi SIG di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Instalasi bagunan tersebut menunjukkan penggunaan semen hijau dan produk-produk turunannya dapat digunakan untuk proyek rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), hunian tapak, hunian susun, infrastruktur penunjang, dan berbagai macam kebutuhan pembangunan lain di IKN.
Atas dasar tersebut, kata Vita, SIG membangun ekosistem bisnis melalui kerja sama dengan PT Bina Karya (Persero) dan kepemilikan saham di PT Karya Logistik Nusantara, untuk memasok semen hijau dan menghadirkan solusi berkelanjutan di IKN. Selain membidik pasar dalam negeri, SIG turut menyasar peningkatan ekspor melalui proyek pengembangan dermaga dan fasilitas produksi semen tipe khusus di Tuban, Jawa Timur.
Proyek tersebut, kata Vita, direncanakan beroperasi pada 2025. Pada aspek pembangunan berkelanjutan, SIG terus berupaya meningkatkan substitusi energi panas, dan melakukan efisiensi konsumsi energi. Melalui upaya tersebut, SIG berusaha menekan intensitas emisi gas rumah kaca hingga turun sebesar 19,21% dari baseline 2010.
Vita menambahkan, capaian tersebut diperoleh dari pengembangan produksi semen yang ramah lingkungan, melalui pemanfaatan bahan bakar alternatif, digitalisasi untuk efisiensi sumber daya, optimalisasi produksi, dan pemanfaatan energi baru terbarukan.