Kebijakan Kenaikan PPN 12% Jadi Pertimbangan BNC Proyeksikan DPK di 2025

0
33
Reporter: Rommy Yudhistira

PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) memilih untuk fokus pada beberapa inisiatif dalam merespons kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12% yang akan mulai berlaku 1 Januari 2025. Keputusan pemerintah memberikan beberapa stimulus bersamaan penerapan kebijakan PPN 12%, menjadi pertimbangan BNC untuk melihat proyeksi dana pihak ketiga (DPK) pada 2025.

Direktur Bisnis BNC Aditya Wahyu Windarwo mengatakan, kondisi DPK dinilai akan menyesuaikan dengan peningkatan aset yang diperoleh perusahaan di antaranya dengan menurunkan tingkat cost of fund, dan menjalankan beberapa program lainnya. “Baik itu dari program bundling, referral atau member get member, kami akan tekan cost of fund sehingga perolehan dana murahnya akan meningkat,” kata Aditya dalam acara Public Expose Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/12).

Untuk 2025, kata Aditya, kondisi geopolitik dan ekonomi dinilai akan menjadi sangat kompleks, sehingga dapat mempengaruhi perekonomian nasional dan global. “Dengan banyaknya uncertainty di dunia, di 2025 akan beda lagi tantangannya. Apapun resepnya, yang akan diimplementasikan pemerintah di tahun depan, masih perlu kita lihat nanti akan seperti apa realisasinya,” tambah Aditya.

Baca Juga :   Visa Gandeng DANA dan Bukalapak Dorong Digitalisasi UMKM

Sementara itu, Direktur Utama Bank Neo Commerce Eri Budiono menambahkan, pihaknya berhasil mencapai kinerja keuangan dengan mencatatkan laba sebesar Rp 4,06 miliar di akhir Kuartal III/2024. Kinerja ini berhasil karena BNC menurunkan beban operasional, dan meningkatkan penyaluran kredit segmen korporasi sebesar Rp 2,31 triliun atau naik 88,01% dari periode September 2023.

Kemudian, BNC pun menurunkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menjadi 99,88%. Untuk tahun sebelumnya, BNC mencatat BOPO sebesar 116,91%. Masih periode yang sama, BNC telah menyalurkan kredit sebesar Rp 9,26 triliun, terkoreksi sebesar 15,54% dari posisi September 2023 yang sebesar Rp 10,97 triliun. Terkait non performing loan (NPL), hingga akhir September 2024, NPL nett BNC tercatat sebesar 0,99% dan NPL gross sebesar 3,72%.

Leave a reply

Iconomics