Bahlil: Calon Kepala Daerah yang Kalah di 2024 Perlu Mencontoh Prabowo yang Tidak Mudah Menyerah

Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2024-2029 Bahlil Lahadalia/Iconomics
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyinggung perjalanan politik Prabowo Subianto sebelum akhirnya terpilih menjadi presiden di 2024. Bermula dari konvensi Partai Golkar pada 2004 di mana Prabowo kalah dari Wiranto yang lantas ditetapkan maju sebagai kandidat calon presiden bersama Salahuddin Wahid.
Kendati kalah dalam konvensi, Prabowo tidak putus asa. Pada 2009 maju lagi sebagai salah satu pasangan calon di Pemilihan Presiden 2009. Tetap tidak membuahkan hasil hingga secara berturut-turut maju sebagai kandidat capres di 2014, 2019 dan akhirnya terpilih di 2024.
Di 2024 ini, kata Bahlil, Prabowo menjadi Presiden ke-8 RI menggantikan Joko Widodo yang merupakan Presiden ke-7 RI. “Yang menang (konvensi) waktu itu adalah Pak Wiranto. Namun, dalam Pilpres belum Allah izinkan jadi presiden. Akan tetapi, yang kalah konvensi, 20 tahun kemudian langsung terpilih jadi presiden,” kata Bahlil dalam HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/12).
Fakta itu, kata Bahlil, menunjukkan Prabowo sebagai kader terbaik Partai Golkar yang lantas mendirikan Partai Gerindra. Meski berpindah, Partai Golkar tetap menghargainya.
Soal Golkar, kata Bahlil, ketua umum tidak otomatis menjadi calon presiden. Buktinya pada 2004 itu di mana Akbar Tanjung menjabat sebagai Ketua Umum tapi tidak lantas otomatis menjadi capres. “Jadi, memang di Golkar ini ya ketua umum itu belum tentu jadi presiden, belum tentu, karena Golkar ini inklusif, dan itu sudah dicontohkan Bang Akbar,” kata Bahlil.
Konvensi pada 2004 itu, kata Bahlil, membuktikan Golkar sebagai partai yang mengikuti perkembangan sistem politik modern. Namun, setelah itu, beberapa kader terbaik Partai Golkar seperti Prabowo mendirikan Partai Gerindra, Wiranto mendirikan Partai Hanura dan Surya Paloh yang mendirikan Partai Nasdem.
“Artinya apa? Yang saya mau sampaikan adalah bahwa Golkar sebagai partai yang adaptif, yang mau mengikuti perkembangan,” kata Bahlil lagi.
Karena itu, kata Bahlil, pihaknya meminta calon kepala daerah yang kalah dalam Pilkada 2024 agar tidak mudah menyerah. Para kandidat yang kalah perlu mencontoh kiprah Presiden Prabowo Subianto hingga berhasil memenangi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI di 2024.
Sebagai informasi, pasangan Ridwan Kamil dan Suswono yang diusung Golkar di Pilkada DKI Jakarta kalah dari pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang diusung PDI Perjuangan. Meski kalah, Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana tidak mengajukan gugatan sengketa hasil Pilkada DKI Jakarta tahun 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Leave a reply
