Serunya Debat Capres Ketiga: Anies-Ganjar Pertanyakan Kinerja Prabowo sebagai Menhan

0
91
Reporter: Rommy Yudhistira

Debat calon presiden ketiga untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berlangsung seru dan berjalan lancar. Para capres yang terdiri atas Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo saling beradu gagasan serta berbeda penekanan dalam hal visi-misinya.

Debat yang mengusung tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, geopolitik, globalisasi, dan politik luar negeri itu semakin seru ketika Anies dan Prabowo saling beradu argumen sejak awal hingga penutupan. Ditambah lagi ketika Ganjar Pranowo menunjuk data-data yang menggambarkan penurunan kinerja dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

Soal visi-misi, Ganjar dengan nomor urut 3 menjadi pertama yang berpidato menjelaskan soal pertahanan merupakan benteng nasional harus menjadi suatu kesatuan yang bisa memperkokoh bangsa dan negara. Itu sebabnya, Ganjar mengusung program pertahanan sakti 5.0 dengan teknologi yang menyesuaikan perkembangan zaman.

Masih di kesempatan itu, Ganjar menyoroti penggunaan anggaran pertahanan yang tepat, agar bisa mencapai minimum essential force (MEF) sesuai dengan target yang ditentukan pemerintah. “Untuk itu, pertahanan kita mesti masuk pada wilayah 5.0 dengan teknologi sakti, dengan rudal hypersonic, senjata siber, sensor kuantum, dan sistem senjata otonom, dan itu bisa dilakukan kalau anggaran Kemenhan itu 1% hingga 2% dari PDB,” kata Ganjar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).

Baca Juga :   Survei Charta Politika: 3 Nama Ini Tertinggi, Anies dan Prabowo Saling Makan

Dari sisi politik luar negeri, kata Ganjar, penguatan infrastruktur diplomasi perlu diperkuat, sehingga kepentingan nasional bisa menjadi prioritas yang dibawa ke tingkat internasional. Meski membawa kepentingan nasional, Indonesia harus menghargai dan tidak melakukan intervensi terhadap negara lain.

Karena itu, kata Ganjar, pihaknya bersama Mahfud berkomitmen melakukan redefinisi terhadap politik luar negeri yang bebas aktif, dan disesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini. “Dekolonisasi yang dilakukan mendorong, meyakini kita semua untuk membebaskan tanpa boleh mengintervensi satu dengan yang lain. Ini komitmen kita pada kemerdekaan Palestina yang kita dukung terus menerus,” ujar Ganjar.

Sementara itu, Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan mengatakan, pihaknya berupaya untuk mengembalikan posisi Indonesia dalam konstelasi global. Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi penonton, tetapi bisa menentukan arah perdamaian dan kemakmuran bagi seluruh bangsa di tingkat global serta regional.

“Kami merencanakan bagaimana kekuatan Indonesia, kekuatan kebudayaan, kekuatan kesenian, kekuatan ekonomi, ikut mewarnai kancah dunia. Kita ingin film kita, seniman kita, kuliner kita, diplomat kita, para diaspora kita menjadi fenomena dunia, hadir mewarnai kancah internasional,” ujar Anies.

Baca Juga :   Susunan Lengkap Timnas Amin Akan Diumumkan Dalam Waku Dekat Ini, Kapan?

Dari sisi pertahanan, kata Anies, pengelolaan anggaran menjadi prioritas yang harus dilakukan agar dapat mengembalikan kekuatan Indonesia. Anies pun mengkritik kebijakan pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di bawah Prabowo Subianto yang dinilai belum bisa memanfaatkan besarnya anggaran untuk kepentingan pertahanan negara.

Karena itu, kata Anies, pihaknya berjanji akan mengembalikan anggaran pertahanan agar bisa dimanfaatkan secara maksimal. “Sebuah ironi, karena itu kita ingin mengembalikan Rp 700 triliun anggaran Kemenhan. Justru digunakan untuk membeli alat-alat alutsista yang bekas, di saat tentara kita lebih dari separuh tidak memiliki rumah dinas. Sedangkan menterinya, menurut Pak Jokowi punya lebih dari 340 ribu hektare tanah di Republik ini. Ini harus diubah,” kata Anies.

Sementara itu, Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto mengatakan, sesuai amanat UUD 1945, negara wajib melindungi seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu, pertahanan negara menjadi hal yang sangat penting menjadi prioritas dalam membangun bangsa dan negara.

Upaya tersebut dilakukan, kata Prabowo, agar seluruh kekayaan yang dimiliki Indonesia bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. “Hingga kita merdeka, kita pun harus berhadapan dengan kekayaan alam kita diambil dengan murah. Karena itu untuk kita menjadi negara makmur, untuk kita menjadi negara sejahtera, untuk rakyat kita hidup layak, punya pekerjaan layak, kita harus menjaga kekayaan kita,” ujar Prabowo.

Baca Juga :   Analis Voxpol Nilai Jokowi Usulkan Duet Ganjar-Prabowo Ketika Bertemu Megawati

Dari sisi politik luar negeri, kata Prabowo, apa yang sudah dirumuskan pendiri bangsa memiliki keunggulan tersendiri dalam menjalin hubungan dengan negara lainnya. “Karena itu, 1.000 kawan terlalu sedikit, 1 lawan terlalu banyak. Kita akan menjalankan politik bertetangga baik. Kita bertekad harus punya pertahanan yang kuat,” kata Prabowo.

Masih kata Prabowo, pihaknya siap mempertanggungjawabkan jabatannya sebagai Menhan saat ini. Dengan meningkatkan kekuatan militer, maka Indonesia akan lebih dihargai oleh bangsa dan negara lain. Tanpa kekuatan militer yang kuat, Prabowo khawatir Indonesia akan ditindas negara-negara lain, sebagaimana yang terjadi di Palestina.

“Tanpa kekuatan militer sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas seperti di Gaza sekarang ini. Akan diambil kekayaannya, akan diusir dari tanah airnya, tidak bisa tidak kita harus kuat, kita harus kuat,” tutur Prabowo.

Leave a reply

Iconomics