Investasi US$ 50 Miliar, Perusahaan Raksasa Migas Abaikan soal Iklim

0
97

Dunia disebut akan segera meninggalkan energi fosil dan menuju energi baru dan terbarukan. Akan tetapi, kenyataannya tidaklah demikian. Beberapa perusahaan minyak raksasa dunia diketahui menginvestasikan uangnya untuk proyek bernilai US$ 50 miliar.

Proyek tersebut, demikian Carbon Tracker sebuah lembaga pemikir, meliputi 18 proyek minyak dan gas. Dan tentu saja proyek ini jauh dari apa yang disepakati para perusahaan tersebut untuk mengurangi emisi karbon.

Proyek-proyek itu antara lain LNG Kanada senilai US$ 13 miliar; perluasan ladang minyak senilai US$ 4,3 miliar di Azerbaijan oleh BP, Exxon, Cvhevron dan Equinor; proyek di Angola senilai US$ 1,3 miliar oleh BP, Exxon, Chevron, Total dan Equinor.

Dikatakan analisis Carbon Tracker, rencana investasi yang telah disepakati sejak tahun lalu itu tidak sesuai dengan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim 2015. Perjanjian Paris bertujuan untuk mengurangi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius.

“Setiap perusahaan minyak besar setuju untuk mengurangi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius. Tapi berinvestasi dalam proyek-proyek yang bertentangan dengan tujuan Perjanjian Paris itu,” kata Andrew Grant, mantan analis sumber daya alam di Barclays.

Baca Juga :   Aramco Perusahaan Migas yang Paling Komitmen Kurangi Emisi Metana

Sebelumnya, perusahaan-perusahaan minyak dan gas raksasa ini menyambut baik Perjanjian Paris yang didukung PBB. Setiap pemerintahan menyetujui untuk mengurangi emisi gas rumah kaca untuk menurunkan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius.

Para ahli menyebut 1,5 derajat Celcius sebagai titik moderat untuk mengurangi dampak pemanasan global seperti kenaikan permukaan air laut, bencana alam, migrasi paksa, gagal panen dan gelombang panas yang memastikan.

Sedangkan, beberapa perusahaan termasuk Shell, BP, Total dan Equinor telah meningkatkan anggarannya untuk energi baru dan terbarukan. Mereka memperkenalkan energi yang ramah lingkungan. Akan tetapi, para perusahaan ini berdalih perlu terus berinvestasi dalam proyek-proyek baru untuk memenuhi permintaan minyak dan gas di masa depan terutama karena perkembangan ekonomi Asia. [Channel News Asia]

Leave a reply

Iconomics