Perang Rusia-Ukraina Bikin Harga CPO Internasional Naik sehingga Minyak Curah Disubsidi

0
669
Reporter: Rommy Yudhistira

Perang antara Rusia-Ukraina disebut menjadi salah satu alasan pemerintah mengubah kebijakan terkait masalah minyak goreng. Soalnya produksi minyak bunga matahari dari Rusia dan Ukraina terhambat karena adanya perang di antara kedua negara.

Karena itu, kata Menteri Perdagangan (Mendag) M. Lutfi, berbagai negara beralih ke crude palm oil (CPO) sebagai pengganti minyak bunga matahari. Itu sebabnya, harga CPO melonjak menjadi Rp 18 ribu dari sebelumnya hanya Rp 14.600 pada Februar 2022.

“Nah, sekarang sudah turun sedikit, tetapi pada dasarnya naik karena memang mekanisme pasar,” kata Lutfi kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Kamis (17/3).

Untuk mengatasi tingginya harga CPO di pasar internasional itu, kata Lutfi, pemerintah lantas mensubsidi minyak curah dengan harga Rp 14 ribu per liter. Harapannya, kebijakan ini bisa menjaga stabilitas harga minyak goreng di dalam negeri.

“Melambung ini sebagian besar disebabkan oleh harga internasional, dan kita ini bergantung pada harga internasional. Tetapi harga internasional ini juga bagus. Bulan Februari lalu kita ini menghasilkan devisa US$ 3,5 miliar, karena harga komoditas kita naik,” ujar Lutfi.

Baca Juga :   Perluas Jangkauan, Volume Penjualan BBM Pertamina Naik Jadi 51,31 Juta KL

Lutfi mengatakan, pemerintah juga akan mencabut kebijakan domestic market obligation (DMO) dengan menggunakan mekanisme pasar untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng. Dan akan dikerjakan melalui subsidi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

“Jadi mestinya akan begitu, disparitas harga tidak terlalu tinggi dan barang mestinya sudah hadir. Dan ini kalau kita lihat di retail modern barang sudah melimpah,” ujar Lutfi.

Mekanisme yang akan dijalankan, kata Lutfi,  BPDKS akan mendapat dana subsidi dari pemerintah dengan tambahan bea keluar yang berasal dari pungutan ekspor yang dilakukan pemerintah.

“Jadi kalau dulu hitungan kita sekarang dengan harga hari ini yang tadinya pungutan ekspor dan biaya bea keluar jumlahnya US$ 375. Sekarang ini ditambah lagi US$ 300 dolar menjadi US$ 675 dengan begitu BPDPKS akan mempunyai uang yang cukup untuk memastikan pemerintah hadir dengan harga Rp 14 ribu,” kata Lutfi.

Dari pantauan Kementerian Perdagangan, kata Lutfi, ketersediaan minyak goreng sudah berangsur-angsur membaik. Harganya disesuaian dengan harga keekonomian sesuai mekanisme pasar.

Baca Juga :   Gapki Ungkap Kinerja Industri Sawit, Ekspor Bulan Januari 2023 Lebih Tinggi Dibanding Desember 2022

“Pemerintah akan hadir dengan memasok minyak curah dengan harga Rp 14 ribu per liter. Sekarang sedang dibereskan aturan-aturannya, hari ini akan semua selesai,” tutur Lutfi.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics